BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahkluk hidup organ-organ dan sistem organ yang penyusun tubuhnya. Organ-organ dalam tubuh makhluk hidup ini bekerja sama dalam membentuk sistem organ, tidak terkecuali dengan hewan vertebrata dan invebtebrata. Organ merupakan bagian yang menyusun tubuh makluk hidup. Organ hewan vertebrata ini pada hakekatnya memilki tulang belakang.
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yaitu dapat berkembang biak, sebagaimana yang kita ketahui, dengan berkembang biak maka makhluk hidup dapat mempertahankan speciesnya. Makhluk hidup seperti hewan dan manusia mampu berkembang biak karena memiliki alat atau organ – organ reproduksi yang akan berfungsi pada saat hewan dan manusia telah dewasa. Pada hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat reproduksinya biasanya lebih terspesialisasi dan dilengkapi dengan kelamin luar.
Hewan jantan dan betina memiliki organ-organ reproduksi khusus dimana bentuk dan fungsinya berbeda satu sama lain. Pada hewan tertentu memiliki organ reproduksi internal dan juga eksternal. Organ-organ reproduksi yang letaknya di dalam tubuh hewan dinamakan sistem reproduksi internal, adapun yang berada di luar tubuh disebut sistem reproduksi eksternal.
Sistem reproduksi eksternal pastinya mudah diamati menggunakan mata telanjang, namun untuk mengamati sistem reproduksi internal perlu dilakukan suatu pembedahan agar organ – organ reproduksi tersebut bisa terlihat dengan jelas. Praktikum kali ini kami akan membedah katak, mencit, dan merpati untuk melihat sistem reproduksi internal. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum yang berjudul “ Sistem Reproduksi”.
Dalam kehidupan makhluk hidup terdiri atas berbagai jenis yang biasanya dibedakan dari klasifikasinya. Salah satunya adalah anatomi atau bentuk tubuh atau organ makhluk hidup. Pada kenyataannya, anatomi setiap jenis makhluk hidup itu mempunyai perbedaan dan juga persamaan. Anatomi makhluk hidup dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan dan anatomi hewan. Pada anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu anatomi hewan bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang belakang (invertebrata). Secara tidak langsung melalui pangertian atau penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa anatomi hewan vertebrata mempunyai tulang belakang dan organ-organ penyusunnya.
Dengan semakin majunya teknologi pada saat sekarang ini, manusia dapat mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup itu. Maka dikembangkanlah ilmu yang mempelajari tentang hal tersebut, sehingga memudahkan kita memahami hal spesifik melalui apa yang telah diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuwan. Sehingga, dengan mudahnya manusia sekarang mengamati segala jenis organisme atau makhluk hidup.
Organ tubuh makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihatmaka perlunya diadakan sebuah percobaan untuk mengamati bagian-bagian organ yang tersembunyi di bagian dalam tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan pengamatan system reproduksi pada hewan. Pada pengamatan system reproduksi yang akan dilakukan, maka kita menggunakan katak dan mencit.
Dimana pada umumnya, hewan vertebrata dan hewan invertebrata tersusun dari berbagai organ dan sistem organ yang saling mendukung dan bekerja sama untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal bagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
2. Membandingkan sistem reproduksi pada katak dan mencit.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahuibagian-bagian dan susunan system reproduksi internal dan eksternal serta memahami fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pada mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedangkan pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka (Campbell, 2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Pratiwi, 1996).
Baik fertilisasi internal maupun eksternal bergantung pada mekanisme yang menjamin bahwa sperma dewasa menemukan telur yang fertil dari spesies yang sama. Fertilisasi eksternal dan internal memerlukan pengaturan waktu yang kritis yang seringkali diperantarai oleh petunjuk lingkungan, feromon, dan/atau perilaku percumbuan. Fertilisasi internal memerlukan adanya interaksi perilaku penting antara hewan jantan dan betina dan juga adanya organ kopulasi yang sesuai dan cocok (Campbell, 2004).
Reproduksi aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi aseksual terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakaang (avertebrata). Reproduksi seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi). Reproduksi aseksual pada hewan umumnya terjadi pada avertebrata dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan pada hewan secara aseksual, yaitu pertunasan, pembelahan sel, dan flagmentasi. Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan dan individus betina (Campbell, 2004).
Berdasarkan tempat perkembangan embrio, pembuahan di dalam dapat dibedakan antara perkembangan embrio di luar dan perkembangan embrio di dalam. Hewan yang embrionya berkembang di luar adalah bangsa reptilia dan bangsa aves, sedangkan hewan yang embrionya berkembang di dalam adalah bangsa mamalia ( Evie, 2007).
Reproduksi seksual terjadi pada hewan yang memiliki kelamin terpisah (dioecious). Induk hewan harus menghasilkan sel kelamin yaitu gamet. Sel-sel gamet jantan dan betina dihasilkan dari gonad dan haploid. Sel jantan dan betina kemudian bergabung dalam proses fertilisasi untuk menghasilkan zygote yang kemudian berkembang menjadi hewan dewasa ( Edy, 2001).
Vagina adalah organ wanita atau organ hewan betina untuk kopulasi dan sebagai jalan lahir atau jalan keluar anak. Vagina merupakan saluran fibromuskular, tidak mempunyai kelenjar dan terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika rauskularis, dan tunika adventisia. Secret berupa mucus dalam lumen vagina berasal dari kelenjar-kelenjar serviks uteri ( Pagarra, 2010).
Organ reproduksi jantan yaitu testis, tubulus seminiferus, dan epididimis. Testis merupakan irgan utama pada jantan, biasanya berpasangan dan fungsi adalah menghasilkan sperma dan hormon reproduksi jantan utamanya androgen. Tubulus seminifeus terdiri atas jaringan ikat fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinitivum. Epietl germinal terdiri dari 4-8 lapisan sel yang menempati ruang antara membrane basalis dan lumen tubulus. Epididimis dibatasi oleh jaringan ikat pada bagian luar, lapisan otot polos ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di bagian dalam. Pada tikus dan mencit, testis hanya terdiri dari satu ruangan saja. Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis (Adnan, 2010).
Pada mamalia jantan alat kelaminnya disebut penis, sedangkan pada reptil disebut hemipenis. Pada bangsa burung dan katak untuk menyalurkan sperma digunakan ujung kloaka. Pada umumnya, mamalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusi anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian misalnya pada hewan paruh bebek mereka bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh kanguru, anaknya lahir muda kemudian merayap masuk ke kantung induknya, mencari puting susu, kemudian menyusu dalam kantung sampai mandiri. Pada reptil, burung, dan mamalia vertilisasi terjadi di dalam. Pada mamalia penis berkembang disekitar uretra dan mempunyai tiga rongga cavernus yang terdiri dari jaringan erektil seperti spons. Kelenjar kelamin asesori menghasilkan cairan seminal. Kelenjar kelamin asesori terdiri atas sepasang seminal vesikel yang berhubungan dengan ujung distal dari vas deferens (Barnes, 1973).
Mencit memiliki panjang 65-95mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar antara warna cokelat muda sampai hitam, dan umumnya berwarna putih atau bellys Buffy. Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki bulu panjang dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Beratnya berkisar antara 12-30g. Banyak tikus domestik telah dikembangkan, dan bervariasi dalam warnam, dari putih menjadi hitam dan bintik-bintik (Radiopoetro, 1996).
Reproduksi aseksual pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan peleburan dua sel gamet. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secara kawin pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan silang antara dua cacing yang kawin. Keuntungan cara reproduksi secara aseksual ini adalah suatu individu tidak memerlukan pasangan untuk menghasilkan individu baru sehingga akan mempercepat penyebarluasannya serta hanya mengeluarkan sedikit energi dibandingkan dengan reproduksi secara seksual (Irlawati, 2000).
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi pada tumbuhan. Beberapa cacing kecil berkembang biak dengan cara fregmentasi. Setelah tumbuh mencapai besar norma, cacing tersebut secara spontan terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setisp bagian berkembang menjadi dewasa dan proses tadi terulang lagi. Sejumlah hewan berkembang biak dengan cara pertunasan (budding). Pada beberapa spesies, seperti pada ubur-ubur, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada yang lain, misalnya koral, tunas tersebut tetap terikat pada induk dan proses ini menyebabkan terjadinya koloni. Pertunasan juga lazim didapatkan pada hewan parasit. Contoh yang terkenal adalah cacing pita. Cacing pita yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung skoleks (Kimball, 2000).
Beberapa spesies hewan tingkat tinggi berkembangbiak dengan cara yang menarik yang disebut dengan partenogenesis. Hewan betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi anak tanpa di buahi. Partenogenesis terdapat pada ikan-ikan tertentu, sejumlah serangga dan beberapa jenis kadal. Pada beberapa kasus, partenogenesis adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan gewan tertentu untuk berkembangbiak.Tetapi yang lebih lazim, hewan tersebut melakukan partenogenesis pada waktu tertentu. Perkembangbiakan secara partenogenesis lebih cepat daripada secara seksual dan cara ini memungkinkan spesies dapat cepat memanfaatkan sum ber makanan yang tersedia. Mungkin semua bentuk reproduksi aseksual melancarkan kolonisasi dan eksploitasi yang efisien (Irlawati, 2000).
Biasanya reproduksi aseksual adalah suatu alternatif dan bukanya suatu pengganti dari reproduksi seksual. Sebagaimana pada tumbuhan hanya pad reproduksi seksual dapat terjadi kombinasi gen baru. Dalam waktu yang lama, variabilitas genetik yang terjadi karena reproduksi seksual itulah yang memungkinkan suatu spesies secara cepat berdaptasi pada perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Pada hewan tidak terdapat generasi haploid dan diploid secara bergantian (Kimball, 2000).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Rabu / 21 Janusri 2015
Waktu : Pukul 10.00 s/d 12.00 WITA
Tempat : Green House Biologi FMIPA UNMMakassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Papan bedah
b. Botol pembius
c. Kapas
d. Alat bedah
2. Bahan :
a. Kakak ( Rana cancarrivora ) jantan dan betina.
b. Mencit ( Mus musculus) jantan dan betina.
c. kloroform
C. Prosedur Kerja
1. Biuslah katak dengan menggunakan kapas yang telah ditetesi dengan kloroform ke dalam botol pembius.
2. Letakkan katak di atas papan bedah, bagian ventral katak menghadap keatas.
3. Lakukan pembelahan lalu amatilah alat kelamin dalam meliputi: gonad, saluran reproduksi, kelenjar assesori. Gambarlah hasil pengamatan atau gunakan kemera untuk memotret hasil pengamatan anda.
4. Matikan mencit dengan menggunakan dislokasi leher, lalu bedahlah. Amati dan gambarlah alat kelamin dari mencit atau potret hasil pengamatan anda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Table 1.1 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding rana cancarivora betina dan jantan.
Gambar Pembanding
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
| |
1. Ovarium 3. Kloaka
2. Oviduk 4. Uterus
|
Gambar Pembanding
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
| |
1. Vas deferens
2. Testis
3. Kloaka
|
Table 1.2 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding mus musculus betina dan jantan.
Gambar Pembanding
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
| |
1. Ovarium kiri 4. Plasenta
2. Saluran telur 5. Uterus kiri
3. Embrio 6. Vagina
|
Gambar Pembanding
|
Hasil Pengamatan
|
Keterangan:
| |
1. Testis kiri
2. Vas deverens
3. Penis
|
B. Pembahasan
1. Pengamatan pertama pada rana cancarivora
a. Katak betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Sistem reproduksi pada katak, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Organ reproduksi katak betina. terdiri atas ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Ovarium sebagai penghasil telur. Oviduk adalah tempat saluran telur. Uterus yaitu tempat perkembangan ovum, dan kloaka sebagai tempat pengeluaran.
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
organ-organ reproduksi seperti kloaka,uterus,oviduk dan telur. Kloaka merupakan rahim tempat sel telur yang menyebabkan perutnya kembung, sedangkan oviduk sebagai sarana saluran telur. Katak berkembangbiak dengan ovivar karena bertelur. Katak menghasilkan beribu-ribu telur karena katak hidup di air,dan tidak memungkinkan sekali kalau katak itu akan menghasilkan anak seperti manusia. Itu merupakan salah satu bentuk tingkah laku dari katak untuk melestarikan spesiesnya agar tidak punah. Walaupun demikian, paling anak katak yang mampu bertahan hidup adalah ratusan. Katak melakukan fertilisasi di luar tubuhnya,caranya adalah dengan menekan bagian punggung katak betina dengan jari-jarinya maka katak betina akan mengeluarkan sel telurnya dan kemudian kayak jantan juga akan melepaskan spermatozoanya.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
b. Katak jantan.
Pada Katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan.
2. Pengamatan kedua pada Mus musculus
Mus musculus termasuk ke dalam hewan vivipar (beranak). Hewan vivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya dan menyusui. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantara plasenta (ari-ari). Pada praktikum digunakan Mus musculus dengan jumlah sepasang, yaitu jantan dan betina yang memiliki alat reproduksi yang berbeda. Pada mencit jantan, testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Pada saluran reproduksi, tubulus semeniferus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis.
a. Mencit betina
Pada saluran reproduksi, oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain, duktus muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. Pada mencit betina ini memiliki empat macam tipe uterus, yaitu dupleks, bipartil, bikomuat dan simpleks. Pada mamalia memiliki kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesteron.
b. Mencit jantan
Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebutCryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpus dan kaudus yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Mencit telah memiliki alat kelamin luar berupa penis. Alat kelamin dalam yaitu: Testis, berjumlah dua buah terletak satu pada bagian kanan kelenjar bul bourethra dan satu di sebelah kirinya. Testis berada dalam rongga perut dan terletak pada suatu kantong yang disebut scrotum. Epididmis, melekat pada sisi posterior testis. Yang terdiri atas tiga daerah utama, yaitu caput yang merupakan bagian kepala, corpus merupakan bagian tengah, dan cauda yang merupakan bagian ujung atau ekor yang terletak di bawah testis. Vas defferens, merupakan kelenjar pelengkap langsung dengan saluran epididmis dan vasikula seminalis, strukturnya kecil memanjang dan berlekuk-lekuk. Vas efferens, saluran halus yang bermuara pada kloaka. Vesikula seminalis, merupakan kelenjar asesoris yang terdapat dalam keadaan berpasangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organ reproduksi katak jantan berbeda dengan katak betina. Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggntungnya yang disebut mesovarium.
Organ reproduksi eksternal dapat diamati pada Mus musculus , pada betina yaitu vagina dan jantan yaitu penis. Organ reproduksi mencit jantan terdiri dari testis, penis, vas deferens, kelenjar bulbourethal. Sedangkan pada mencit betina terdiri dari ovarium, oviduk, dan vagina. Organ reproduksi merpati jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan merpati betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Organ reproduksi katak jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan katak betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka.
Perbedaan sistem reproduksi antara mencit dan katak adalah katak memiliki sistem reproduksi eksternal, sedangkan mencit sistem reproduksi internal. Kemudian, katak memiliki kloaka sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma sedangkan mencit memiliki penis dan vagina sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma.
B. Saran
Praktikan agar kiranya lebih memperhatikan saat proses praktikum berlangsung dan berhati-hati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.
sumber: cintawulandasari21.blogspot.co.id/2015/04/laporan-sistem-reproduksi-struktur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar